Showing posts with label Pegunungan. Show all posts
Showing posts with label Pegunungan. Show all posts

Saturday, 22 October 2016

Batu Kuda, Masa Depan Manglayang

Gunung Batu Kuda Manglayang / by @adinda_hafni

Obyek wisata ini belum begitu terkenal. Belum banyak orang yang mengetahui. Mungkin mendengar pun belum, apalagi mengunjunginya. Bahkan warga di wilayah Bandung Timur sendiri, meski jarak rumahnya ke lokasi bisa ditempuh dengan jalan kaki, baru sedikit yang mengaku pernah berkunjung ke Batu Kuda. Itu pun sebagian besar remaja pelajar, anggota pramuka atau kelompok pencinta alam yang memang kerap menggelar kegiatan di sana.

Tergelitik hati untuk menengok lokasi obyek wisata itu. Rasa penasaran makin tinggi manakala membaca papan penunjuk arah di Jalan Raya Ujungberung-Cileunyi yang dipasang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung dengan tulisan “Benda Cagar Budaya SITUS BATU KUDA - Dilindungi UU RI No.5 Tahun 1992 tentang benda cagar budaya - Kampung Cikoneng I Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi”. Ada keterangan jarak 7 km berikut tanda panah ke arah utara melalui Jalan Sindangreret Cibiru.

Menurut informasi yang didapat, sebenarnya banyak jalan menuju Batu Kuda. Jalan Raya Ujung-Cileunyi saja terhitung ada 5 jalur yang tembus ke sana. Wisatawan, bisa menempuh jalur sesuai petunjuk dari Disbudpar Kab. Bandung lewat Jalan Sindangreret atau bisa juga lewat Jalan Manisi, Jalan Ciguruik, Jalan Cimekar, Jalan Paledang atau Jalan Pasar Cileunyi.

Namun berdasarkan pengalaman, perjalanan yang lebih praktis menuju Batu Kuda melewati Jalan Paledang. Jalan ini relatif lurus, tidak banyak persimpangan yang membingungkan sehingga wisatawan dijamin cepat sampai ke lokasi. Lain halnya kalau lewat Jalan Sindangreret. Di sepanjang jalan sama sekali tidak ada petunjuk. Kemungkinan besar wisatawan akan salah jalan jika tak banyak bertanya kepada penduduk.

Sesampai di lokasi, ternyata adanya perbedaan penulisan antara plang yang dipasang Disbudpar Kab.Bandung dengan yang dibuat oleh pengelola, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat KPH Bandung Utara, BKPH Manglayang Barat, RPH Ujungberung. Jika Disbudpar menulis lokasi itu sebagai situs, tetapi Perum Perhutani jelas-jelas memberitahukan kepada pengunjung bahwa Batu Kuda merupakan lokasi Wana Wisata dan Bumi Perkemahan. Tidak ada satu pun tulisan di situ yang menyebutkan Batu Kuda sebagai situs.

Setelah melakukan pendakian sejauh 700 m dari pintu gerbang, tibalah di lokasi Batu Kuda berada. Batu besar dengan berat puluhan ton ukuran sekitar belasan meter kubik—yang mirip kepala kuda—itu, sepertinya sudah lama sekali teronggok di lereng Gunung Manglayang. Sangat masuk akal jika kemiripannya dengan kepala kuda berasal dari proses alami, atau secara tak sengaja dan samasekali bukan hasil perbuatan manusia.

Plang yang dipasang di Jalan Ujungberung-Cileunyi itu sebaiknya diralat dengan meniadakan kata “situs” pada Batu Kuda. Karena jika sudah menginjakkan kaki di sana, orang awam pun bisa menilai Batu Kuda tidak termasuk situs, bukan peninggalan dari suatu peradaban manusia. Batu besar yang menyerupai kepala kuda itu tidak menampilkan ciri sebagai artefak atau benda purbakala.

Untuk itu, alangkah baiknya para pejabat Disbudpar Kab. Bandung berkunjung ke Wana Wisata Batu Kuda—yang notabene masih berada di wilayah kerjanya—bersama arkeolog, ahli purbakala guna meneliti satu persatu bongkahan batu besar yang banyak bertebaran di situ, agar kata “situs” yang ditulis di plang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Samasekali tidak diharapkan adanya kesan telah terjadi mis-understanding, mis-communication, antara Disbudpar dengan Perum Perhutani dalam menginformasikan dan memublikasikan obyek wisata ini. Penelitian ilmiah pun sangat ditunggu untuk menghindari jangan sampai masyarakat berasumsi ada kebohongan dalam penulisan “Situs Batu Kuda”.

Sebab, menurut pengamatan beberapa pengunjung, Batu Kuda dan batu-batu besar lainnya yang bertebaran secara terpisah di di lokasi tersebut, besar kemungkinan meluncur dari puncak ke lereng gunung akibat longsor atau letusan pada zaman dahulu kala. Pasalnya, tiap letakan batu besar selalu dikelilingi oleh batu-batu berukuran lebih kecil yang berserakan di bawahnya, sehingga sekilas pun dapat ditarik simpul bahwa semuanya adalah batu-batu alam yang samasekali belum dijamah oleh peradaban dan kebudayaan manusia.

Terlepas dari sedikitnya rasa kecewa para pengunjung, yang jelas obyek wisata alam Batu Kuda di kemiringan lereng Gunung Manglayang itu cukup indah, nyaman, dengan kesejukan udara pegunungan yang memiliki ketinggian sekitar 1.100 m dari permukaan laut. Arealnya yang luasnya, yaitu 40,65 hektar, rimbun oleh pohon-pohon pinus yang menjulang. Sangat cocok bagi warga perkotaan yang ingin melepas kepenatan dari hiruk-pikuk kehidupan kota yang serba sibuk, untuk sekali-kali bersantai menghirup udara segar sambil jogging atau melakukan hicking, ke puncak gunung yang jaraknya 3 km dari pintu gerbang.

Area Perkemahan Batu Kuda

Ternyata, wana wisata yang lebih dikenal di kalangan pendaki gunung dan pencinta alam, tak sekadar memiliki batu besar mirip kepala kuda yang kemudian menjadi icon lokasi itu. Tetapi di situ pun terdapat batu-batu besar lainnya sebagai obyek kunjungan wisatawan, Batu Ampar, Batu Kursi, Batu Tumpeng, Batu Lawang, dan Batu Keraton yang jaraknya dari pintu gerbang 2,5 km. Pada Minggu belum lama ini tampak beberapa kelompok pencinta alam, klub sepeda gunung dan penunggang motocross mencoba melakukan pendakian di lereng yang cukup terjal dan menantang itu.

Dengan hanya membayar tiket masuk Rp.3 ribu per-orang, pengunjung bisa bersantai dan botram bersama keluarga, atau melakukan olah fisik dengan berolahraga di alam bebas di obyek wisata Batu Kuda yang sejuk dan nyaman. Bagi yang gemar berpetualang atau berkemah, dengan hanya membayar tiket Rp.5 ribu per-orang, bisa melakukan aktivitasnya di sana dengan aman. Batu Kuda, telah sengaja menyediakan Bumi Perkemahan dan memang cocok untuk kegiatan camping.

Selain berolahraga, mendaki gunung atau berkemah, juga di lokasi itu terdapat track motor ATP yang bisa disewa pengunjung, meski bila banyak peminat terpaksa harus sabar antri karena pengelola hanya memiliki 2 unit ATP. Sayang sekali, arena ketangkasan dan uji nyali outbond di sana tidak dilengkapi fasilitas yang memadai. Bahkan yang ada pun kondisinya tidak terawat, seolah dibiarkan rusak. Parahnya lagi, jembatan penyeberangan dari bambu untuk melintas tebing, keadaannya rusak berat, tidak bisa digunakan, disfunction, dan tampaknya belum ada pekerja yang berusaha memperbaiki.

Sayang, kekayaan alam yang memiliki potensi besar untuk dunia kepariwisataan ini dikelola alakadarnya, seadanya dan belum digali secara optimal untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi masyarakat luas, yang tentunya dapat menjadi aset pendapatan Perum Perhutani dan PAD (pendapatan asli daerah). Padahal, keindahan alamnya sangat menjanjikan jika dikemas sedemikian rupa oleh pengelola profesional. Tidak seperti sekarang, terutama kaum hawa yang terbiasa dinyamankan fasilitas perkotaan, merasa risih ketika terpaksa masuk ke toilet MCK di lokasi wisata itu.

Tetapi, rasa prihatin sepulang berkunjung terobati oleh harapan-harapan yang sangat mungkin dan bukan hal mustahil dapat terwujud di masa mendatang. Batu Kuda, adalah obyek wisata masa depan yang memang untuk sekarang belum diberdayakan secara maksimal. Kelak, wana wisata ini akan menjadi asset pariwisata Kabupaten Bandung dan bahkan Jawa Barat, benar-benar menjadi milik yang membanggakan masyarakat Bandung dan sekitarnya. Khususnya yang berdomisili di wilayah Bandung Timur, dapat merasakan manfaat keberadaan Batu Kuda sebagai penunjang kesejahteraan mereka.

Batu Kuda, nanti tidak akan tinggal diam dan teronggok begitu saja di tempatnya sekarang. Dia, akan berlari kencang mengitari jagat raya untuk mengundang wisatawan, baik domestik mau pun mancanagara, supaya berkunjung ke lokasinya dengan jaminan bakal memberi kesan dan kenangan indah. Lokasinya sendiri akan ditata demi memasilitasi seluruh kebutuhan pengunjung. Nanti, jangankan remaja atau kaum muda, manula (manusia lanjut usia) dan penyandang cacat pun bisa leluasa mengitari areal hutan ini, karena akan dibuat trek khusus untuk jalan menuju lokasi-lokasi tertentu.

Pengelola yang akan datang, pasti bekerja keras membenahi lokasi dengan dibarengi penyebaran informasi lewat spanduk, booklet, brosur, media massa cetak atau elektronik, untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke Batu Kuda. Sesampai di sana, sebelum melakukan pendakian ke batu-batu dan puncak gunung, terlebih dulu pengunjung disuguhi atraksi seni-budaya dan hiburan yang mengesankan. Harapan ini niscaya bukan sekedar harapan.

Friday, 21 October 2016

Menghijaukan Jiwa di Capolaga

Air Terjun Sungai Capolaga

Jika alam pegunungan dijadikan objek wisata alam dengan berbagai wahana menantang dan uji adrenalin mungkin sudah sering kita temukan. Berbagai sarana penunjang dengan sentuhan teknologi modern pun biasanya tak luput menjadi produk yang ditawarkan pengelola. Alhasil nilai hiburan sangat terasa begitu kental mewarnai objek wisata seperti ini. Namun lain halnya jika anda berkunjung ke Capolaga. Tidak ada fasilitas modern yang anda temukan, hanya sebidang luas alam terbuka yang sangat alami. Lalu apa yang ditawarkan?

Pelestarian lingkungan dan pembangunan mental merupakan visi yang diangkat Capolaga. Untuk memasuki area ini, pengunjung diwajibkan menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Jika pun tempat sampah yang disediakan berjumlah sangat sedikit, hal tersebut sengaja dilakukan manajemen untuk menumbuhkan sikap dan tanggung jawab akan kenersihan. “Hingga kini masyarakat banyak yang sada membuang sampah pada tempatnya jika tersedia tempat sampah dalam jarak yang dekat dan jumlah yang banyak, disini kita diajarkan bagaimana kita bisa tetap menjaga kebersihan tanpa harus boros tempat sampah”, jelas Endang Suhaedi, Manager Capolaga.

Capolaga merupakan sebuah objek wisata yang berdiri diatas lahan seluas hampir 10 hektar. Keindahan alam yang minim sentuhan modern merupakan produk yang bisa dinikmati setiap pengunjung. Semua yang ada disini murni terbentuk karena alam, mulai dari hutan hingga tiga buah air terjun yang mengalir disungai yang sangat jernih. Beberapa fasilitas dibuat dengan minim sentuhan teknologi modern, jembatan yang terbuat dari bambo merupakan salah satu contoh fasilitas yang masih memperhatikan pendekatan alam. 

Perkemahan Wisata Alam Capolaga

Sekitar 25 persen dari luas are dibuat menjadi area kemping yang nyaman dan sangat dekat dengan alam yaitu air terjun. Wisatawan bisa menyelenggarakan acara kemping dengan keluarga atau bersifat kolektif dari instansi dan kantor tempat bekerja. Seluruh kebutuhan disediakan pengelola mulai dari tenda hingga catering. Sementara pengelola membiarkan 75 persen dari luas area menjadi hutan dengan berbagai tumbuhan yang tumbuh alami. Bahkan Endang mengatakan 75 persen ini merupakan hutan yang didalamnya tumbuh apa saja seperti hutan pada umumnya.

Capolaga merupakan tempat yang sangat alami, bahkan aliran sungai jernihnya masih layak untuk diminum. Hal tersebut yang menjadikan Capolaga banyak dipilih masyarakat sebagai tempat pembinaan mental dan jiwa yang hijau. “Capolaga tidak melulu bergerak dalam bisnis, tujuan paling penting adalah membangun masyarakat akan kesadaran kebersihan lingkungan. Disini kami memberikan teguran bagi pengunjung yang membuang sampah sembarangan, terlebih ke sungai”, lanjut Endang. Jika jiwa masyarakat sudah hijau maka program apapun yang berhubungan dengan kjepedulian lingkungan akan berjalan tanpa kendala. 

Fasilitas Outbound Capolaga

Beragam kegiatan seperti outbound, outing dan rapling sangat cocok disini. Tapi yang paling menarik hingga kini adalah bermain disungai atau berenang dibawah tiga buah air terjun yang terpisah yaitu curug Karembung, curug sawer dan GuaBadak. Lokasinya hanya berjarak 3 kilometer dari jalan Raya Ciater. Sebagai bonus, pengunjung hanya akan menikmati hamparan hijau perkebunan teh dan lekuk pegunungan hingga tiba di lokasi. 
PETA WISATA ALAM CAPOLAGA 
Peta Wisata Capolaga

Tuesday, 18 October 2016

Kemping dan SPA Romantis di Hutan Tropis, Hanya Ada Di Bandung

Perkemahan Situ Patenggang / foto by @tamaragabrela

Kali ini gue mau bagi-bagi cerita tentang SPA yang romantis di Bandung. Gimana enggak romantis coba? Gue berendam ditengah Hutan Tropis yang dingin dan sejuk, ditambah dengan segelas Teh hangat dan pelukan kekasih pujaan hati. Haha. Padahal niatnya gue cuma mau main Playing Ground eehhhh ternyata ada yang lebih wow. Hmmm jangan-jangan Lu enggak tahu juga apa itu Playing Ground? Matakna kudu nyaho kalau itu teh didalamnya ada flying fox, hi rope, motor ATV, outbound dan ada juga penyewaan kuda loh. *ngomong pake aksen Bandung sekali-kali. Lu juga bisa tinggal di Cottage mulai dari harga Rp.400.000 sd  Rp.1.350.000 saja murah lah untuk berduaan hehe. Oh ya lokasi ini termasuk dalam kawasan taman alam hutan lindung dengan ketinggian sekitar 1350 mdpl yang terdapat banyak pepohonan besar dan juga digunakan sebagai pusat konservasi satwa liar seperti kancil, macan, rusa dan burung-burung cantik. So tertarik enggak Lu? Yuk kita simak
 
Wisata Air Panas Cimanggu / Foto by @h.dhikan


APA DAN DIMANA ITU? 
Namanya adalah Taman Wisata Cimanggu, berada di Bandung selatan, tepatnya di jalanraya Ciwidey – Patenggang Km 13, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Pulau Jawa, Negara Indonesia, Asia Tenggara. Lengkap deh. Sebelum sampai ke lokasi, Lu juga bisa nikmatin keindahan alam kebun teh Rancabali dan tentunya selfie dulu deh di Kawah Putih dan Situ Patenggang. Atau buat Lu yang suka kemping, silahkah berkemah dulu di kawasan perkemahan Ranca Upas.
 
Kawah Putih Bandung / foto by @dianprtiwi
RUTE WISATA SEKITAR CIMANGGU
  1. Selfie di Kawasan Kebun Teh Rancabali
  2. Kemping di Bumi Perkemahan Ranca Upas, Alat kemping bisa sewa disana
  3. Nikmatin harumnya sulfur batu kapur di Kawah Putih
  4. Jalan jalan dan selfie di Situ Patenggang
  5. Main Playing Ground di Cimanggu
  6. Sewa Penginapan / Cottage dengan banyak varian fasilitas tergantung harga yah
  7. Saatnya Lu nikmatin si kolam hutan tropis yang gue jelaskan tadi
NOTE : Hati hati jangan main kedalam hutan, ada macan brooooo 


HARGA TIKET BERAPA BRO?
  • Kebun Teh FREE alias gratis
  • Sewa Tenda dan Sleepingbag sekitar Rp.50.000 sd Rp.100.000
  • Masuk Kawah Putih Rp. 18.000 nah naik ke atas kawasan lo naik ontang-anting Rp. 15.000 Atau paket permobil Rp.50.000
  • Masuk Situ Patengga Rp.20.000
  • Playing Ground, beda beda tiap permainan. Ya siapin aja Rp.150.000 ya bro
  • Kolam Air Panas Cimanggu tiketnya Rp. 23.000
  • Cottage/penginapan cimanggu sekitar Rp.400.000 sd Rp.1.350.000

Untuk menikmati wisata tersebut, sebaiknya Lu siapkan waktu 2 malam. Dengan budget uang sekitar sejuta untuk berdua. Buat Lu orang jegardah coba deh, biar Lu bisa nikmati keindahan yang gue rasain. Haha.
 
Sebetulnya masih banyak lokasi SPA ditengah hutan yang romantis lainnya, nanti gue bagi bagi cerita lagi okay. Oh ya nih buat rekomendasi :

Gracia spa resort
Ciwidey Lembah Waterpark Resort
Sari Ater Hotel dan Resort
Ciater Spa and Resort
Ciwalini air panas
Sangria Resort & Spa
House Sangkuriang Dago
Dulang Resort
Grand Sovia Hotel
Dago Highland Resort
D’Riam Riverside Resort
Green Forest Resort

Kolam Awet Muda Di Bandung, Sendang Geulis Kahuripan

Sendang Geulis Kahuripan Bandung


LAGI LAGI BANDUNG? ADUHHHH

Kali ini gue mau berbagi cerita tentang wisata alam di Kabupaten Bandung Barat yang kereeeeen banget. Bandung selalu dikenal sebagai salah satu kota yang menyuguhkan berbagai keindahan alam. Makanya banyak banget orang yang ingin tinggal disana. Sekarang juga Bandung lagi dipimpin oleh seorang walikota yang gaul abis bro, berjiwa muda dan mengerti kebutuhan warganya mulai dari generasi tua keladi hingga generasi X, Y, Z. Beuhhh makin keren aja pokoknya.

Nah, yang satu ini adalah salah satu wisata alam yang baru ngetrend nih looooh, terutama untuk warga bandung dan sekitarnya. Meskipun lokasinya jauh, tapi banyak sekali yang berkunjung kesana. Inilah yang ngebedain kenapa warga Jakarta senang banget main kesana. Menuh-menuhin aja sih! kan bikin macettttttt.


APA ITU Sendang Geulis Kahuripan (SGK) ?

Buat elu yang males baca, intinya sih SGK itu Kolam Renang ditengah sawah, pohon, dan bukit, atau jika diartikan secara mendalam SGK merupakah sebuah kolam berisi mata air yang dikelilingi oleh pepohonan dan berada di tengah-tengah bukit. Orang-orang terkadang menyebutnya Mata Air Cikahuripan atau Sirah Cai Kahuripan atau Talaga Cikahuripan atau apa lah itu namanya yang jelas maksud, tujuan, target, cita-cita, dan impiannya sama … Haha. Saran gue sih elu tinggal nanya ke warga kalo elu mau mampir ke “Cikahuripan”, mereka pasti tahu kok.

Kalo kata si jadiberita.com, SGK memiliki arti “kolam di pegunungan yang berasal dari mata air dengan pemandangan yang cantik dan mampu memberi kehidupan”. Pengertian tersebut merupakan arti dari kalimat Sendang Geulis Kahuripan, “Sendang” memiliki arti kolam di pegunungan yang airnya berasal dari mata air. “Geulis” dalam bahasa bandung (sunda) berarti cantik. Sedangkan “Kahuripan” diartikan sebagai kehidupan. Jadi begitulah asal-usul namanya. Sekarang ngerti kan kenapa Mojang Bandung itu gareulis pisan (cantik-cantik), jangankan yang punyanya, alamnya aja cantik membahana. :D


LOKASINYA DIMANA SIH ? SUSAH AMAT NYARI RUTE NYA

Buat elu-elu semua yang suka banget dengan alam, pastinya kagak bakal bosen berkunjung ke tempat yang beginian. Bukannya sombong sih, tapi elu juga bakalan jadi sombong deh kalo udah mampir kesini. Naaaah lokasinya berada di Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, tapi secara administratif tempat ini dikelola oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jabar-Banten, KPH Bandung Utara.

Berikut rute yang gue dapetin dari artikelnya si bersosial.com spesial buat orang jegardah dehhhh :

- Keluar pintu Cikamuning Tol Cipularang. Kemudian menyusuri jalan Cikampek-Padalarang  menuju kawasan Cikalong Wetan.
- Setelah melewati batas perbatasan Cikalong Wetan, sekitar 3 Km dari batas kecamatan tersebut terdapat pertigaan dengan gapura berbentuk nanas.
- Dari gapura tersebut masih sekitar 4 Km. Jalanan akan semakin rusak parah, jalanan beraspal akan berganti dengan jalanan tanah yang licin dan berbatu. Jika ragu untuk menggunakan motor, Anda bisa memarkirkan kendaraan di Sekolah Dasar (SD) di pertigaan menuju Sendang Geulis Kahuripan.
- Dari SD tersebut kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri perkebunan dan persawahan mengikuti petunjuk yang ada disana
- Oh ya, untuk masuk kelokasi, dikenakan biaya tiket sebesar 10.000 rupiah/orang.


HMMM TERNYATA BISA AWET MUDA

Kata warga sekitar katanya mata air dari kolam ini dipercaya memiliki khasiat menyehatkan tubuh. Kalo elu udah ngerasa pegal-pegal bisa segar lagi cukup dengan berendam. Selain itu, mata air ini dipercaya mampu memperhalus kulit dan awet muda. Itu sih katanya, tapi menurut ilmu kedokteran ya memang berendam dengan rileks, santai dan penuh dengan kebahagiaan dapat membuat awet muda.

Nah buat Elu yang pengen awet muda, ga ada salahnya berendam disini. Dan rasakan keindahan alami yang membuat diri Elu berasa 10 tahun lebih muda hahaha. Terima kasih,  jangan lupa salam buat mamah.

Monday, 10 October 2016

Anugerah Alam untuk Kabupaten Kuningan

Anugrah Alam Kabupaten Kuningan

Melihat peta atau browsing segala hal yang berhubungan dengan Jawa Barat memunculkan banyak ide segar, terutama ide untuk eksplorasi alamnya. Seorang teman dari luar provinsi mengatakan jika Jawa Barat dapat membuatnya betah, lebih betah disbanding dengan tempat tinggal aslinya.” Jawa Barat punya segalanya”, demikian kalimat penutup yang diucapkannya.

Ketika liburan menjadi sebuah kebutuhan hidup, maka telah banyak orang mengagendakannya dengan memilih beberapa destinasi wisata untuk dikunjungi. Jika sempat browsing Jawa Barat maka sisakan waktu untuk cari tahu tentang Kabupaten Kuningan.

Masyarakat Kuningan yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisi membuat adat dan budaya asli tetap bertahan ditengah derasnya pengaruh luar. Seni budaya daerah kuningan masih sangat terjaga dengan baik dan asli sep[erti pada awal mula kehadirannya. Sekalipun beberapa kesenian tradisi seakan berbau mistik, namun hal tersebut justru menarik minat yang sangat tinggi dari wisatawan.

Inilah sebuah daerah yang tak hanya menjanjikan daya tarik wisatawan tapi juga keuntungan bagi daerahnya. Gunung Ciremai yang menjulang tinggi menjadikan Kuningan daerah yang subur dan berudara sejuk. Lekuk dan sruktur bentukkannya menjadi beberapa objek wisata yang unik dan mempesona.

Adanya waduk Darma yang menampung air dalam jumlah yang hingga puluhan juta kubik, mampu mengairi hingga kabupaten tetangga, Cirebon. Beberapa keunggulan tersebut sangat menjanjikan pendapatan daerah yang sangat tinggi bagi kemakmuran. Konsistensi dan kekompakkan yang ditunjukkan dari berbagai pihak di Kuningan hingga kini menjadi kekuatan besar dalam pencapaian kemajuan dan kesejahteraan Kabupaten Kuningan.