Showing posts with label Bandung Kota. Show all posts
Showing posts with label Bandung Kota. Show all posts

Tuesday, 29 November 2016

Magnit Bandung Masih Gede

Ti baheula ge daya tarik alias magnit Kota Bandung gede. Dulu, Kota Bandung menjadi tujuan pendidikan. Coba simak, lagu alias haleuang orang tua dulu saat mengasuh anaknya : nelengnengkung, nelengnengkung, geura gede geura jangkung, geura sakola di Bandung, geura makayakeun indung. Satu haleuang lagi masa kini, Bandung, Bandung, Bandung nelah kota kembang. Di riung gunung heurin ku tangtung, ider kota nu mulya Parahyangan. Kedua haleuang itu menunjukkan bahwa kota Bandung tak pernah sepi pelancong alias wisatawan. 
 
Jembatan Layang Pasupati Bandung by @galihgiffari

Simak pula kamacetan di tol Pasteur sampai ke jalan Pasteur. Kebanyakan mobil yang datang ke Bandung teh berplat nomor B. Kota Bandung masih menjadi tujuan wisata. Kenapa ? Pertama, udara segar. Banyak tanaman yang menghijau. Mau kuliner apa saja, tersaji di Kota Bandung. Akomodasi ? Banyak hotel berbintang yang tersebar di pelosok Kota. Mau hiburan ? Banyak yang bisa disaksikan.

Nah, coba pula kita tengok ke kawasan Pasar Baru alias Pasar Baru Trade Center. Bus-bus pariwisata yang selalu berjejer di sepnjang areal Pasar Baru bukan berplat nomor D. Tetapi rata-rata berplat nomor B. Pengunjungnya ? Mereka, orang-orang Malaysia atau Singapura yang ingin berwisata belanja. Orang-orang Jawa atau luar Jawa pun banyak berkunjung ke Bandung. Mereka selain ingin menyaksikan pemandangan alamnya yang mempesona, udaranya yang sejuk juga berwisata belanja sekedar oleh-oleh untuk keluarganya di kampung halamannya. 
 
Kemacetan Kota Bandung dipenuh kendaraan ber-Plat B


“Sementara Pemerintah Kota Bandung tidak pernah diam dan berusaha untuk memberi kenyamanan kepada para pelancong sebagai tamu Kota Bandung, baik infrastruktur mau pun sentra kesenian yang dipusatkan di Bandung Timur. Ujungberung. Kami menyediakan lahan 10 ha untuk sentra kesenian. Tetapi yang baru kami bebaskan 4,7 Ha. Kemudian dibebaskan pula 1,3 Ha sehingga jumlahnya menjadi 6 Ha”.

Tetapi ketika rencana ini dirembugkan kembali dengan para seniman dan budayawan, mereka menyatakan dengan luas lahan 6 Ha pun sudah memadai untuk sentra kesenian. Kenapa di Bandung Timur ? Di Ujungberung khususnya banyak macam seni budaya tradisi yang layak menjadi atraksi wisata. Pasti menarik. Karena sampai saat ini seni tradisi hampir punah. Hanya masyarakat di Ujungberunglah yang masih tetap melestarikannya.

Tahun 2010, masyarakat seni tradisi di Ujungberung mengadakan festival. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat Ujungberung konsisten memelihara dan melestarikan seni budaya tradisi. Itulah sebabnya, Pemerintah Kota Bandung melirik Bandung Timur menjadi sentra seni tradisi. Pemerintah Kota Bandung sendiri berusaha menyediakan lahannya untuk digunakan masyarakat. Daya pikat lainnya bagi wisatawan, alam dan udara Kota Bandung yang sejuk dan beberapa kenangan lainnya tetap menjadi jugjugan para wisatawan. Banyaknya mengalir wisatawan yang datang ke Bandung bukan tanpa sebab. Di Kota sejuk ini, banyak yang bisa diperoleh. Karena Sapta Pesona, bersih, indah, nyaman, kenangan, penduduknya yang ramah tamah, asri, masih tetap terpelihara. Apalagi Kota Bandung kini sedang mengembangkan udara bersih dan segar di beberapa ruas jalan. Bahkan, beberapa tempat SPBU kini dijadikan ruang terbuka hijau. Ini merupakan daya pikat yang bisa mengalirkan wisatawan. “Saya tidak takut kehilangan wisatawan. Karena daya magnit Kota masih gede

Gedung Pakuan, Tempat Menginap Gegeden Walanda

Kota Bandung memiliki banyak gedung bernilai sejarah peninggalan Belanda. Saat ini orang menyebutnya sebagai heritage . Selain kompleks Gedung Sate, Gedung Dwi Warna, gedung Telkom, Museum Geologi semuanya berada di sekitar Jl. Diponegoro. Gedung Merdeka yang dulu pernah dikenal sebagai Gedung Concordia, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Gedung PU Jawa Barat, semuanya berada di sepanjang Jl. Asia-Afrika.
 
Gedung Sate by @atikurn
 
Gedung-gedung lainnya yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi itu juga berada di sekitar Kompleks Kodam III/Siliwangi, Jl. Kalimantan, Jl. Sulawesi. Para pelancong hanya bisa menyaksikan gedung-gedung itu di luar kompleks dan masih utuh. Demikian telaten pemeliharaannya.

Salah satu bangunan peninggalan dulu, Gedung Pakuan yang dibangun tahun 1864. Perancangnya, insinyur kepala, Staf dari Residen van Der Moore. Gedung Pakuan memiliki gaya arsitektur, gaya empire Hindia yang disukai oleh para pejabat kolonial saat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Bangunan yang langka tapi masih kokoh dan tetap indah menarik. Saat itu banyak gegeden Walanda yang menginap di Gedung Pakuan.
 
Sekitar Jalan Asia Afrika by @ayudrie
 
Saat diselenggarakannya Konperensi Asia-Afrika tahun 1955 di Gedung Merdeka Bandung, pernah dijadikan tempat jamuan makan para kepala negara Asia-Afrika. Mereka menyatakan kekagumannya terhadap nilai bangunan peninggalan dulu itu. Tua, tetap tetap anggun. Asri dan pikabetaheun. Dalam acara itu, para kepala negara dan tokoh-tokoh negara Asia-Afrika disuguhi atraksi seni. Mereka mengagumi seni budaya Jawa Barat (Bandung).

Walau gedung ini sudah berdiri ratusan tahun lalu, namun karena Pemerintah Provinsi merawatnya dengan baik, kondisinya demikian menarik, terutama jika wisatawan menyaksikan kondisi gedung itu. Padahal Gedung Pakuan terbuka bagi siapa pun. Tidak pernah terutup bagi kunjungan tamu, termasuk juga masyarakat Jawa Barat. Sampai saat ini masih tetap terbuka.
 
 
Gedung Merdeka Bandung  by @rizkyfebriss

Sejarah terbukanya bagi kunjungan tamu-tamu, dimulai ketika jaman pra kemerdekaan, Gedung Pakuan selalu menjadi tempat perjamuan para tamu negara. Gubernur Mas Sewaka yang pertama mendiami Gedung Pakuan ini, walau beberapa Dalem Bandung dulu pernah menghuninya. Sejak itu, sekitar tahun 1950 Gedung Pakuan menjadi rumah Dinas Gubernur Jawa Barat hingga kini.

Gedung itu masih tetap anggun, asri dengan halaman yang luas menghijau. Perombakan gedung ini sesuai dengan kebutuhan saja. Di luar masih tetap dan hanya di dalamnya saja yang disesuaikan dengan kebutuhan tuan tumah yang menghuninya. Peninggalan leluhur ini masih tetap kokoh. Di dalamnya ditata dengan apik dan di luar juga mendapat penataan khusus.

Sejak jaman kolonial Belanda Gedung Pakuan telah menjadi persinggahan tamu-tamu sangat penting, para tokoh dunia dan tamu-tamu resmi lainnya. Tercatat tahun 1901 Raja Siam pernah singgah di Gedung Pakuan. Demikian halnya dengan Perdana Menteri Perancis tahun 1920, ketika berkunjung ke Bandung juga menjadi tamu resmi di Gedung Pakuan. Pada tahun yang sama, gitaris dunia, Andreas Segopia menjadi tami resmi di Gedung Pakuan sambil memperlihatkan kepiawaiannya memainkan dawai. Tujuah tahun kemudian, pelakon bioskop bisu, pelawak Charli Chaplin, ternyata pernah menjadi tamu resmi di Gedung Pakuan.

Dalam perkembangan pariwisata sekarang ini, sebenarnya Gedung Pakuan juga bisa disinggahi oleh para wisatawan. Hanya tentu saja mengenai waktunya, harus disesuaikan dengan kepentingan dinas Gubernur Jawa Barat. Ini dimaksudkan agar, jadwal istirahat Gubernur tidak terganggu. Demikian halnya dengan halaman yang sudah resik dan menarik ini jangan sampai acak-acakan lagi.

Friday, 21 October 2016

Siapa Bilang Bandung Ga Punya Pantai?

Pantai Buatan Kampung Gajah Bandung

Haha, Bandung memang dikenal sebagai kota kreatif, unik dan memiliki banyak inovasi dalam segala hal termasuk didunia pariwisata. Siapa yang tidak kenal Bandung? Bahkan kota ini telah dikenal luas se-Asia Tenggara. Dikota ini, kamu bisa mendapatkan segala hal yang kamu inginkan. Tidak ada yang tidak mungkin untuk Bandung.

Selama ini, orang mengenal Bandung sebagai surga wisatawan, mulai dari mojang bandung, dago pakar, trans studio, farm house, dan masih banyak lagi. Hanya satu yang tidak dimiliki Kota Bandung yaitu PANTAI. Secara geografis Kota Bandung terletak di tengan pulau yang semuanya dikelilingi oleh pegunungan seperti Ciremai, Tangkuban Perahu, manglayang, Cikuray, dan lain sebagainya.

Kang Emil, istri saya ngidam pengen mantai di Bandung, bagaimana ini?
Loh kok bisa? Bandung kan ga punya pantai Bu
Kenapa ga punya? Garut aja punya masa kalah sama Garut?
Gimana bisa Bu? Bandung dikelilingi gunung semua, ada ada saja kamu ini.

Siapa yang bilang Kota Bandung tidak memiliki Pantai? Semua itu bohong. Pemimpin Kota Bandung yang menduduki jabatan sebagai walikota saat ini yakni Ridwan Kamil atau biasa dipanggil Kang Emil telah merubah istilah “Bandung Ga Punya Pantai” menjadi “Bandung YUK Mantai”. Lebih dari 10.000 rakyat Bandung membuat petisi untuk dibuatkan pantai di tengah Kota Bandung, Permintaan tersebut langsung masuk di akun sosial medianya walikota Ridwan Kamil.

Bagaimana bisa? Kang Emil akan mewujudkan mimpi rakyat Bandung dengan membuat sebuah pantai buatan pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, sebagai satu-satunya kota ditengah pegunungan yang memiliki pantai. Permintaan warga Bandung yang membuat pemimpin kota kreatif ini harus memutar otak dalam mewujudkannya. Ini menjadi hal yang luar biasa selama kepemimpinan Kota Bandung demi mensejahterakan rakyatnya. Ridwan Kamil berencana untuk membuat pantai tersebut di kawasan Gedebage Bandung.

“Bener ieu teh ?,” tanya Ridwan Kamil. Kemudian ditegaskannya bila mencapai 100 ribu pendukung maka petisi bakal dikabulkan. dikutip dari instagram @Ridwankamil

Sebenarnya di Kota Bandung saat ini telah memiliki 3 pantai buatan, Kang Emil pun telah merenkomendasikan warganya untuk mantai disana, hanya saja untuk masuk ke lokasi tersebut harus bayar dan harganya cukup mahal, ada yang jauh, adapula yang masuk ke Kabupaten Bandung. Berikut 3 pantai buatan yang ada di Bandung :

PANTAI BUATAN KAMPUNG BATU 

MALAKASARI BANDUNG BARAT


Pantai Buatan Kampung Batu Malakasari Bandung















Kampung Batu Malakasari merupakan kawasan yang ada di Kab. Bandung Barat yang memiliki luas sekitar 50 ribu meter persegi. Lokasi tersebut sebelumnya digunakan sebagai tempat penambangan batu alam yang di exploitasi secara tradisional oleh warga dari tahun 1990 hingga 2002. Kemudian dirubahlah lokasi ini menjadi Geo Wisata membentuk danau yang dapat menampung puluhan ribu kubik air, dengan berbagai jenis ikan tawar ada didalamnya. Selain itu, tempat ini juga dikatakan sebagai Eko Wisata karena hampir 70% airnya digunakan usebagai sumber air lingkungan sekitar. Nah yang terbaru adalah adanya wavepool atau orang biasa memanggilnya pantai buatan dengan ombak yang mirip sekali dengan ombak aslinya. 


PANTAI BUATAN KAMPUNG GAJAH 

BANDUNG SELATAN


Pantai Buatan Kampung Gajah Cihideung


Lokasi tersebut berada di Cihideung Lembang tepatnya di Jalan Sersan bajuri Cihideung Bandung Barat. Pantai buatan ini terlihat percis layaknya pantai asli, desiran ombak yang besar, tiupan angin yang kencang dan kumpulan pasir yang bersih dan indah. Mungkin bagi wisatan lokal sering malas untuk mantai karena cuaca terik matahari yang panas, terkadang bagi wanita tidak mau kulitnya menjadi hitam. Berbeda dengan Pantai di Bandung, disini cuacanya sangat sejuk, lembut, bahkan terasa sangat segar tentunya tidak akan membuat kulit se-hitam di pantai asli . Disni juga disuguhi dengan banyak payung teduh, es kelapa muda, aneka ragam kuliner khas bandung, dan pelayanan yang ramah tamah.


PANTAI BUATAN TRANS HOTEL 

BANDUNG KOTA

 

Pantai Buatan Trans Hotel Bandung


Hotel dengan kolam renang atau pemandian air panas sih sudah biasa? Bagaimana dengan yang ini? Trans Hotel Bandung memiliki hal yang berbeda dengan hotel lain yang ada di Indonesia. Disini terdapat pantai buatan air tawar yang sehat, bahkan pasir pantai yang halus didalamnya juga dikirim dari Australia yang telah dipanaskan terlebih dahulu sehingga halus dan aman untuk digunakan. Hal itu dilakukan karena pemerintah melarang pasir pantai Indonesia untuk dipindahkan.

Buat warga Bandung, jangan mengeluh dulu ya soal pantai buatan di Kota, sementara nikmatikan pantai buatan yang ada saat ini.