Nasi Lemang (Leumeung) |
Dahulu lemang dibuat oleh masyarakat dalam keadaan darurat atau dalam kondisi tidak tersedianya perlengkapan memasak. Lemang juga biasanya dibuat para petani saat mereka dikebun atau ladang dalam kegiatan bertani mereka. Disitu pula tidak terseda barang-barang atau perabotan dapur, sehingga mereka menggunakan perkakas yang tersedia di alam.
Bambu merupakan alat yang paling penting untuk membuat lemang. Bambu tersebut pula berfungsi menggantikan panci untuk memasak nasi. Bentuk ruas bambu yang menyerupai silinder memungkinkan untuk dijadikan penampung beras dan air dalam proses pematangan. Ini pula yang dilakukan penjual lemang dikawasan Cipageran, Cimahi.
Sejak sekitar dua tahun yang lalu penjual nasi lemang atau dalam bahasa Sunda disebut leumeung ini belum begitu dikenal. Namun karena konsisten pada kegiatannya, perlahan masyarakat dan pengguna jalan yang melewati warungnya mulai satu persatu mampir dan membeli lemang buatannya. Kini tanpa terasa lemang Cipageran ini telah dikenal dan tak sedikit bkendaraan yang diparkir sekitar warung untuk menunggu lemang pesanannya matang.
Rupanya masyarakat penasaran akan kenikmatan lemang. Inilah makanan tradisional asli Indonesia yang dahulu menjadi tradisi masyarakat pedesaan, khususnya yang dilakukan para petani.
Lemang dibuat seperti halnya menanak nasi liwet. Namun ruas bambu yang telah dibersihkan terlebih dahulu bagian dalamnya dilapisi daun pisang. Setelah itu beras yang telah dicuci bersih dan dibumbui lalu dimasukkan dan ditambahkan air secukupnya. Untuk mencegah luapan air atau uap, ruas bambu lalu ditutup dengan daun pisang. Bara api pun disiapkan untuk membakar ruas bambu yang telah diisi beras tadi. Pematangan memang membutuhkan waktu hingga sudah tidak ada lagi air yang keluar dari ujung ruas bambu.
Nasi lemang sangat nikmat disantap langsung dalam kondisi hangat. Aroma daun pisang yang layu dan bambu yang terbakar memang memberikan sensasi dan daya tarik yang sedap. Inilah yang membuat lemang digemari banyak orang, terlebih dijaman modern ini yang banyak menyajikan makanan dengan peralatan modern. Nasi lemang citarasa tradisional yang dirindukan pecinta kuliner daerah.
Bambu merupakan alat yang paling penting untuk membuat lemang. Bambu tersebut pula berfungsi menggantikan panci untuk memasak nasi. Bentuk ruas bambu yang menyerupai silinder memungkinkan untuk dijadikan penampung beras dan air dalam proses pematangan. Ini pula yang dilakukan penjual lemang dikawasan Cipageran, Cimahi.
Sejak sekitar dua tahun yang lalu penjual nasi lemang atau dalam bahasa Sunda disebut leumeung ini belum begitu dikenal. Namun karena konsisten pada kegiatannya, perlahan masyarakat dan pengguna jalan yang melewati warungnya mulai satu persatu mampir dan membeli lemang buatannya. Kini tanpa terasa lemang Cipageran ini telah dikenal dan tak sedikit bkendaraan yang diparkir sekitar warung untuk menunggu lemang pesanannya matang.
Rupanya masyarakat penasaran akan kenikmatan lemang. Inilah makanan tradisional asli Indonesia yang dahulu menjadi tradisi masyarakat pedesaan, khususnya yang dilakukan para petani.
Lemang dibuat seperti halnya menanak nasi liwet. Namun ruas bambu yang telah dibersihkan terlebih dahulu bagian dalamnya dilapisi daun pisang. Setelah itu beras yang telah dicuci bersih dan dibumbui lalu dimasukkan dan ditambahkan air secukupnya. Untuk mencegah luapan air atau uap, ruas bambu lalu ditutup dengan daun pisang. Bara api pun disiapkan untuk membakar ruas bambu yang telah diisi beras tadi. Pematangan memang membutuhkan waktu hingga sudah tidak ada lagi air yang keluar dari ujung ruas bambu.
Nasi lemang sangat nikmat disantap langsung dalam kondisi hangat. Aroma daun pisang yang layu dan bambu yang terbakar memang memberikan sensasi dan daya tarik yang sedap. Inilah yang membuat lemang digemari banyak orang, terlebih dijaman modern ini yang banyak menyajikan makanan dengan peralatan modern. Nasi lemang citarasa tradisional yang dirindukan pecinta kuliner daerah.
No comments:
Post a Comment