Thursday, 20 October 2016

Disparbud Rencanakan Wisata Nanas Subang

Wisata Nanas Subang / by @ivanwongso

Kabupaten Subang terletak diantara pegunungan dan laut. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat yang ditandai dengan adanya gunung Tangkuban Parahu, sementara diujung sebelah utara dibatasi dengan pantai Utara pulau Jawa. Kedua unsur alam inilah yang menjadikan kabupaten Subang memiliki kekhasaan yang beragam.

Kekhasan tersebut terlihat dari kebudayaan yang meliputi logat berbicara, kesenian tradisional hingga objek wisata. Namun bagi sebagian masyarakat luar lebih mengenal Subang dengan Ciater, hal tersebut bisa dianggap wajar karena di kawasan ini terdapat banyak sekali objek wisata alam pilihan. Namun jangan salah, nanas yang terkenal manis dan berukuran besar justru masih menjadi ikon oleh-oleh kota Subang hingga dibuatkan monumennya yang berada di Jalan Cagak.

Langkah awal saya ke Subang adalah dengan menemui Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan maksud menggali keterangan seputar perkembangan kepariwisataan di Kabupaten tersebut. Meski Kepala Dinas tidak dapat bertemu, saya mendapat kesempatan berbincang dengan Kepala Bidang Pariwisata, Drs. Agus Tias Amin. Menurutnya, objek wisata di Subang terbilang sangat banyak mulai dari objek wisata alam maupun objek wisata pengembangan dari alam yang dipadukan dengan teknologi kekinian.
Nanas Sebelum Panen di Subang / by @febiyusuf

Antusiasme wisatawan yang datang ke kabupaten Subang sangat bagus, bahkan dari grafik data kunjungan menunjukkan angka yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut jelas merupakan potensi yang sangat baik bagi perkembangan Subang sendiri yang menjadikan pariwisata sebagai salah satu contributor terbesar dalam peningkatan PAD setelah agribisnis dan industri.

Disinggung soal wisatawan yang terfokus kepada salah satu kawasan saja di Subang, Agus mengatakan jika kini Pemerintah Subang sedang mempromosikan empat desa sebagai produk pariwisata unggulan Kabupaten Subang, keempat desa tersebut antara lain Cirangkong, Buniayu, Cisaat dan Cibeusi.

Diakui Agus bahwa pengembangan pariwisata di Kabupaten Subang bukan berarti tidak menemukan tantangan. Salah satu contoh masih banyak objek wisata yang memerlukan investor untuk pengembangan. “Misalnya Curug Cijalu, akses menuju objek wisata alam ini masih tidak memadai terutama tidak tersedianya sarana transportasi dari jalan protokol menuju objek dengan jarak beberapa kilometer. Hal ini sebenarnya merupakan peluang bagi investor”, ungkap Agus. Segenap kekuatan dan cara memang diakui Agus telah banyak dilakukan untuk menggandeng investor agar tertarik pada pengembangan objek wisata. Namun selebihnya merupakan hak dan wewenang Badan Penanaman Modal dan Perijinan (BPMP).

“Hingga kini kami tak pernah berhenti untuk mempromosikan pariwisata Subang dalam rangka menarik minat investor, hanya saja masalah mekanisme dan kelanjutan dari minat calon investor bukan lagi tugas dan wewenang kami”, imbuhnya. Jika kemajuan daerah merupakan tangguing jawab bersama, maka koodrinasi yang baik kiranya menjadi modal dasar sebuah kebersamaan. Demikian pula yang terjadi antara Disbudparpora yang mempromosikan potensi daerah dengan BPMP sebagai penegak mekanisme pananaman modal.

No comments:

Post a Comment